Saturday, April 16, 2005

Life ..

Life, kehidupan. Barusan mandiin Smash item di 'pemandian motor' yang ada di bawah fly over Saharjo. Cuman bisa duduk manyun di pinggir jalan nungguin motor selesai dicuci. No comics to read, no cellphone to play with. Untung di warung deket situ nyetel radio yg lagunya bagus-bagus. She will be loved nya Marron 5 lumayan bisa menghibur kita semua yg nungguin
motornya selesai dicuci.

Seorang bapak, bertelanjang dada, menarik gerobak sendirian. Gerobak besar dengan gambar seekor banteng obesitas lambang partai milik presiden Indonesia sebelumnya. Gerobak besar itu ditariknya dengan santai ke arah Pasar Rumput, seakan sambil menikmati tiupan angin yang walaupun cukup segar tapi jelas tidak steril karena bercampur dengan asap Kopaja dan bis-bis lainnya. Dibelakangnya kemudianmenyusul seorang ibu berambut pendek, dengan celana panjang hitam dan baju putih merah, dengan gambar banteng obesitas gede di bagian dada dan punggung.

Berlari-lari kecil dengan riang mengikuti *yang aku asumsikan sebagai suaminya* bapak penarik gerobak itu. Suer, riang di sini dalam makna denotatif krn beliau ga sekedar berlari kecil, tapi dikit lompat2 kecil juga. Kaya ade2 kecil kita kalo lagi jalan2 dengan gembira.

Aku sempat tersenyum melihat pemandangan itu sebelum akhirnya termenung kembali. Teringat akan salah satu acara di TV, yang mengangkat soal mereka yang berumah gerobak. Gerobak yang waktu siang mereka gunakan sebagai sarana kerja, namun waktu malam mereka gunakan sebagai tempat untuk berteduh, tidur melepas lelah. Hidup mereka pastilah susah, tapi mereka bisa berjalan bersama menyusuri Jl Saharjo yang cukup ramai hari ini dengan riang. Alloh SWT tampaknya telah menganugrahi mereka satu hal yang banyak dari kita tidak punya. Dengan segala macam kekurangan yang dari perspektif kita mungkin malah ga ada kelebihannya sama sekali, mereka mampu menerima dan mensyukurinya. Insya Alloh, itu juga yang membuat mereka berjalan dengan riang sore ini. Walau hati ini "trenyuh", tapi sungguh kekaguman yang muncul melihat mereka. Bayangkan dengan orang-orang yang dulu menebar janji untuk menuai suara mereka. Kini hidup mewah n masih ajah kekurangan harta dengan berbagai alasan.

Seorang ibu dengan sepeda mininya (sepeda dengan keranjang di bagian depannya = sepeda mini :P) berhenti di depanku. Beliau berjualan jamu. Seorang pencuci motor yang barusan menyelesaikannya membeli 2 gelas jamu, sementara 1 diantara kami (yang punya motor) juga pesan segelas. Walau tampak lelah (dia berjalan menuntun sepedanya melawan arah), tapi dengan senyum dia melayani para pembeli. Tampak juga kekecewaan waktu seorang pembeli membatalkan pesanannya karena telor yang akan dijadikan campuran jamu sepertinya tidak sesuai dengan pesanan dia.

Sementara itu 4 motor iring-iringan anak SMA lewat, pada mo maen basket kalo lihat outfitnya. 2 yang terdepan rupayanya salah informasi sehingga yang mestinya belok ditikungan depanku, malah nyaris keterusan ke arah Pasar Rumput. Sementara dua motor yang dibelakang (berboncengan cowok-cewek) nampak tertawa mengomentari hal tersebut. 2 motor yang nyari kesasar itupun akhirnya mundur dan menyusul 4 temannya di depan yang masih tertawa-tawa riang. Kata film dan novel (jaman dulu kali), masa SMA adalah masa-masa yang menyenangkan. Masa yang aku dan adik-adikku (jika standarnya seperti anak-anak SMA tadi) sepertinya ga pernah dapat. Senyum kembali muncul di bibir melihat keceriaan mereka itu.

Ibu penjual jamu tadi telah selesai melayani pembelinya dan mulai menuntun sepedanya ketika sebuah Mercedes A class berbelok tajam dengan kecepatan cukup tinggi di tikungan. Pengemudinya cowok cakep dengan seorang cewek cakep di sampingnya. Sayang kelakuannya ga secakep tampangnya. Umpatan-umpatanpun mengiringi laju mobil mewah kecil itu dari orang-orang di sepanjang tikungan. Ibu tersebut tampak terkejut sekali. Tidak semestinya ngebut ditikungan, walaupun jalan di depan sepi. Membunyikan klakson untuk tandapun tidak.

Seorang anak kecil nampak mengayuh sepedanya dengan semangat ditikungan itu beberapa saat kemudian. Shuttle cock ditangan kanan, raket badminton tergantung dipunggung. Kemudian, sebuah sedan Honda New City merah nampak berbelok pelan di depanku dari arah Balai Sudirman. Sopirnya seorang ibu muda, sementara di jok belakang nampak beberapa anak bertepuk tangan dengan gembira. Sepertinya sedang menyanyi. Pikiranku mulai resah teringat Eunice yang sedang tergolek di rumah sakit. Kamis kemarin Rara bilang dia sepertinya menderita gejala demam berdarah. Bahkan sampai mimisan. Demi Alloh aku panik banget dengar berita itu. Eunice baru 4 tahun. Aku pernah hampir kehilangan adikku Yuli gara-gara demam berdarah juga. Tadi siang Rara kembali memberitahu kalo Eunice mimisan lagi. Miris banget hati ini bayangin Eunice kecil yang biasanya bawel, cerewet abis, rada hiperaktif tapi gemesin sekarang harus tergolek lemah di rumah sakit. Dengan sakit yang seperti itu. Duh ...

Smash itemku dah selesai mandi n kinclong lagi. Dipikir-pikir dah ampir 3 minggu dia lom mandi :P Time to go home.

Sampai di portal masuk daerah Pasar Pedok keadaan agak beda, bukan macet krn polisi cepek. Tapi banyak orang berkumpul. Ada yang meninggalkah ? Atau ada yang tawuran ?
Akupun mengentikan motor dan bertanya ke penjual rokok. Katanya ada pencuri (penjambret) ponsel yang 'caught in the act'. Nyaris dihajar massa tapi untung bisa diamankan oleh warga yang lain.
Malingnya masih muda, lebih muda dari aku. Umur antara 20-22 gitu. Dikawal beberapa warga bertampang sangar, dia digelandang ke polsek Tebet. Aku ga tau pemuda itu masih warga sekitar situ juga apa ngga. Tapi beruntunglah dia karena masih banyak warga yang berkepala dingin dan berpikiran rasional. Kalau tidak, bukannya ke Polsek Tebet dia justru akan diantar ke kamar mayat RSCM.

Astaghfirullah....

Sampai dirumah ngenbantu si Pii packing. Heran juga waktu dia nanya2 punya tas kecil dengan logo Telkomsel ngga. Kok spesifik gitu barang yang mo dipinjam. Ga biasanya gitu loh heheheheh.
Ternyata dia mo ke Jepang malam ini bareng Denisz & Barkah. Training + factory visit ke Fujitsu. Untung ada tas pinggang rada gede (dengan logo Telkomsel tentunya) di rak buku :)
Hmmm, nitip apa yah ?

Phew ...
So little time time we have, so much things to do. Dont waste your life.

Life ...
Oh Life
Oohh life ....
dooo dooo doo doo


* by Des'ree

saDDam`

saDDam

Umm, ga tau penulisannya nicknamenya salah apa benar.
Hehehehehhe, begini ceritanya. Kamis kemarin kidy harus meeting. Tapi kayanya bukan meeting sih,
abis pesertanya nyaris 100 orang. Hehehehehehehe.

Nah pas coffe-break, kidy disamperin cowok berkepala *cling* (heheheh sowwy cak). Lagi asik mo nyeruput kopi eh tau-tau di sapa.

"Eh ini nuri yang dulu itu bukan ?"

Yang dulu apaan ? Sambil mengeryitkah dahi aku coba ngenali sapa kira-kira dia ini. Flashback, beberapa gambaranpun muncul.

"Ini aku Eko, inget ga ?"

"Eko Saddam ? Bakekok ? Anak IRC Surabaya ?"

"Yaaaaa, benar sekali. Masih inget ajah kamu"

Buset dah! Terakhir ketemu off air waktu di Surabaya. Itupun tahun 1997. Terakhir chattingpun juga dah lama. Tahun 1999 kali.
Waktu itu dia dah kelar kuliah seh n ditarik kerja ke BaliCamp. Eh tau tau muncul di depanku. Jadilah kita reuni hueheuheuehueu.

Ngobrolin banyak hal. Mulai teman-teman chatting dulu sampe soal kerjaan yang dibahas di meeting tsb. Aku kirain dia part of tim outsourcing project tsb.
Ternyata Mas Eko ini bertindak sebagai konsultannya tim outsource yang di sewa perusahaan gwe.

Nah si Saddam muncul langsung keinget nama-nama lain. Yiyit Komandan, Ferry KBH-RX, Liek, Salim, Dondy, Anjas Kakekpeot, Anto Klanis, Opick, Sapi, Yusra Bezita, Junan dll.

Dunia ini emang kecil ternyata :P