Piala konfederasi telah usai. Brazil akhirnya berhasil mengalahkan Argentina. Nyaris selama hampir 37 tahun Brazil selalu menemui kesulitan saat bertemu dengan Argentina. Namun di final Piala Konfederasi 2005, hal itu dapat dihapuskan dengan skor yang cukup telak. 4-1.
Brazil juara, Adriano mendapat sepatu emas dengan 5 gol plus mendapat gelar pemain terbaik, sementara Ronaldinho mendapat gelar sebagai Man of The Match. Lengkap sudah.
Tapi bukan hal itu yang menggelitik saya untuk memperhatikan tim Brazil. Bukan juga Robinho yang jadi buah bibir di Eropa karena jadi rebutan antara Arsenal, Chelsea dan Real Madrid. Ada satu orang lain yang permainannya keren banget. 4 gol Brazil yang terjadi pada final Piala Konfederasi itu diawali dari ulah satu orang.
Nomor 13, Cicinho.
Pertandingan final kemarin boleh jadi adalah puncak aksinya selama Piala Konfederasi 2005. Gol pertama Adriano adalah assist-nya. Gol kedua Kaka diawali pergerakan hebatnya sebelum mengumpan ke Robinho yang kemudian melakukan through-pass ke Kaka. 2 umpan silang Cicinho di babak kedua menjadi gol Ronaldinho dan Adriano yang kemudian membuat dirinya menjadi pencetak gol terbanyak turnamen ini. Kalo tidak, gelar itu akan jadi rebutan Luis Fiugeroa dari Argentina, John Aloisi dari Australia serta Ballack dari Jerman yang sama-sama mengemas 4 gol.
Siapa Cicinho ?
Nama aslinya Cícero João de Cézare, adalah salah satu dari kumpulan anak muda yang dibawa oleh Carlos Alberto Parreira ke Jerman. Dibandingkan dengan Robinho, Adriano apalagi Ronaldinho, Cincinho relatif masih belum kita kenal. Karena kiblat sepakbola kita adalah liga-liga di Eropa. Pemuda kelahiran 24 Juni 1980 ini adalah pemain klub liga Brazil Sao Paulo. Kemenangan Brazil pasti merupakan hadiah ulang tahun yang cukup monumental bagi dia hehehehe, apalagi jika klubnya nanti -Sao Paulo- menjadi kampiun Copa Libertadores. Wah.
Attacking full-back ini merupakan salah satu senjata Sao Paulo untuk menggebrak lawan dari sisi sayap. Selain sebagai defender murni, dia juga bisa dimainkan sebagai sayap kanan. Cicinho juga tercatat sebagai pencetak gol ke 10,000 dalam sejarah Copa Libertadores. Debutnya bersama timnas senior Brazil dilakukan di bulan April 2005 kemarin saat Brazil bertemu Guatemala. Dikabarkan bahwa klub Real Betis tengah mengincar anak muda ini untuk diboyong ke Estadio Manuel Ruiz de Lopera di Sevilla.
Amatlah menarik melihat penampilan Gabriel Heinze di Manchester United sebelum dia absen di beberapa pertandingan akhir karena cedera. Begitu juga melihat Cicinho di final Piala konfederasi.
Brazil telah mempunyai penerus Marcos Cafu.
No comments:
Post a Comment